Di
sebuah perkampungan dipinggiran kota. Terdapat rumah sebuah keluarga yang amat
sederhana. Tepatnya rumah itu ditempati oleh keluarga bapak karsa walaupun
sekarang beliau sudah alm. Sekarang tinggalah istri bapak karsa dan anak semata
wayangnya, ibu dan anak itu sangat taat beribadah.
Pada suatu pagi hari terlihatlah sang mentari
tersenyum cerah kepada dunia. Inilah awal rentetan cerita Arin Nur Syafa, gadis
berusia lima belas tahun yang ingin memasuki sekolah menengah atas.
“Arin apakah kamu sudah bangun” ....! ibu mengetuk
kamar, ketika beliau baru pulang dari pasar, untuk membeli sayuran untuk di
jualnya di rumah.
“Alhamdulillah sudah bu, sekarang arin mau shalat
subuh dulu ya..”
“Iya baiklah, setelah itu bantu ibu membereskan
sayuran di meja untuk di jual” .. seraya ibu pun berjalan ke tempat wudhu.
“ arin
apakah kamu sudah menyiapkan semua perlengkapan untuk MOS(masa orientasi siswa)
nanti?” tanya ibu sambil membereskan sayuran ke meja bersama arin.
“siap... bos ibu” celetuk arin sambil bergaya
memberi hormat.
” kamu itu ...” ucap ibu sambil tersenyum simpul.
Jam
didnding sederhana di rumah arin sudah menjukkan pukul lima lewat dua puluh
menit.
”arin makan yang banyak .... yaaa” ibu berbicara
agak keras. Karena beliau tahu putri tercintanya itu mengidap penyakit maag dan
anemia.
”tenang aja bu.., satu liter juga bisa aku habiskan
pagi ini” celetuk arin sambil tertawa
pelan.
Sambil membawa tas karung rambut di kuncir dua Arin mengambil nafas
panjang ketika menginjakan kaki pertama kali ke SMA dimana dia akan belajar
sekarang. ”hmmm...lingkungan yang begitu asing..” arin berkata dalam hati.
Tiba- tiba arin mendengar suara dari kejauhan...
”Arin nur syafa.........” suara itu semakin dekat.
” iyaa...” sahut arin sambil menengok..
Ternyata disana ada sekumpulan teman SMP nya yang
ternyata masuk sekolah yang sama dengan arin. Disana ada yudi, diana, dan
hanifah.
”Assalamu’alaikum arin, ya ampun ternyata kita
dipertemukan di sekolah yang sama ya...” serentak ketiga temannya berkata, yang
membuat arin tersenyum.
”wa’alaikum salam. Iya mudah-mudahan kita nanti
sekelas ya” arin menjawab dengan gembira.
” ayo... semua berkumpul kelapangan...” terdengar
suara sang ketua osis memanggil semua murid baru menggunakan microfon di
lapangan. Begitulah mos yang dilaksanakan tiga hari kedepan.
***
Hari
kamis saat cuaca mendung menyelimuti pagi yang di rahmati illahi . seperti
biasa arin berpamitan kepada ibunya yang mencari nafkah dengan berjualan sayur
di rumah.
” bu .. arin pamit ya.. assalamu’alaikum” kata arin
sambil mencium tangan ibunya.
” iya rin.. wa’alaikum salam, belajar yang pinter ya
rin” sahut ibu sambil tersenyum .
Seperti biasa arin menempuh perjalanan dari rumah kesekolah nya
menggunakan angkutan umum. Jam enam lewat lima belas arin sudah sampai di
sekolah.
”arin...” retno memanggil, sambil menepuk pundak
arin..
”iya, retno. Ada apa ya? “ sahut arin sambil
mengerutkan kening.
”kamu udah ngerjain pr bahasa indonesia?” tanya
retno, sambil mengatur nafas karena ia memanggil arin sambil berlari ke
arahnya.
” Alhamdulillah sudah, kenapa?” jawab arin semakin
bingung dengan kelakuan retno.
” tidak apa apa sih, hahaa.. takut-takut sahabat
baruku yang lucu ini lupa mengerjakannya” kata reno sambil tertawa.
” kirain ada apa toh retno, bikin aku deg-degan
ajaa” seraya duduk di bangku, bersama.
Bel
istirahat pun berbunyi.
”teman-teman kan sekolah kita mau mengadakan
pelantikan eskul, sekarang isi nama eskul yang kamu minati untuk megikuti pelantukan
eskul” ashari selaku ketua kelas menyuruh teman-temannya.
”Haduh pilih eskul padus atau rohis ini huaaa
bingung” teriak arin dalam hati
”arin ikut di rohis kan?” kata gina tiba-tiba
datang.
”mmm iya gina, aku ikut di rohis” kata arin tanpa
fikir panjang. Karena arin sangat simpati dengan gina, anak ustadz yang kalau
pake jilbab panjang banget.
”alhamdulilah.. hihihi” ucap gina sambil tertawa
kecil.
Akhirnya hari pelantikan eskul pun datang, banyak pengalaman sewaktu
pelantikan eskul diliksanakan. Arin yang awalnya aga ragu untuk mengikuti
pelantikan akhirnya merasa sangat beruntung dapat mengikuti kegiatan seperti
ini, tapi sayangnya hanya satu malam mereka menginap di sekolah beserta
kakak-kakak osis dan guru pembimbing. Pagi pun tiba itu saatnya upacara
penutupan pelantikan mos.
”akhirnya selesai juga.. huh walau lelah tapi seru
sih” arin berkata kepada hanifah.
” iya betul Betul betul”sahut hanifah sambil bergaya
upin ipin.
Arin dan hanifah, mereka pulang dengan berjalan kaki
ke arah persimpangan masjid baiturahman.
” manis ya dia..” arin berkata kepada hanifah sambil
melihat kearah masjid baiturahman.
” siapi sih rin yang manis????” tanya hanifah sambil
celingak celinguk mencari orang yang dimaksud arin.
”liat saja ke arah sebrang. Itu tuh dipersimpanagan
masjid baiturahman” celetuk arin.
”haaaa, oh itu pratama mujahid karim . Teman
sekelasku rin..” kata hanifah sambil tertawa.
”haduh kamu nngapain ketawa-ketiwi, udah jalan aja
buruan cape ni” tukas arin.
” iya deh.. arin pratama” kata hanifah sambil
menggoda.
***
Detik demi detik, hari demi hari pun berlalu, musim pun sudah berganti.
Akhirnya tibalah saatnya bulan yang di tunggu-tunggu umat muslim se dunia pun
hadir. Ramadhan itulah nama bulan yang penuh rahmat dari Nya. Itulah awal
perkenalan arin dan pratama, yang dipertemukan dalam satu kelompok sebagai
panitia zakat di sekolahnya.
” pratama, kamu tolong jagain meja ya, saya mau
ngambil absen ke ruang guru” arin berkata seraya pergi.
”iya..” jawab pratama dingin.
“Menyebalkan.. sekali si pratama ga ada basa basi
sama sekali huuh..” gerutu arin..
Arin
semakin giat mengikuti kegiatan rohis di sekolahnya. Mengikuti rapat, menjadi
panitia di acara yang di adakan di sekolahnya dll. Tapi karena arin belum
berkerudung, ia aga minder jika sedang rapat atau ada pertemuan rohis. Pada
saat rapat arin pun duduk di pojokan .
”ade ko kamu duduk di pojokan begitu, kemari merapat
dengan kami” tegur ka rabi’ah
” ga apa apa ka aku disini aja , malu aku ka belum
berkerudung” kata arin gugup.
” hee ga apa apa toh ayo duduk di samping kaka” kata
ka rabi’ah meyakinkan.
”hmmm iya deh
ka” kata arin ragu.
Hari
demi hari sejak kejadian itu banyak teman-temannya juga kaka kelasnya yang
meyakinkan agar arin memakai kerudung, tapi itu berat menurut arin, di samping
gayanya yang masih ketawa-ketiwi, dan dirinya belum siap.
” arin aku boleh ngomong sebentar?” kata ka rabi’ah
bertanya.
” boleh ka. Ada apa ya?” arin menjawab dengan
bingung
“ kata gina, arin bingung ya tentang memakai
kerudung” ucapa ka rabi’ah sambil tersenyum.
“ mmm iya ka, soalnya kalau aku pernah dengar,
sebelum memakai jilbab, harus menjilbabkan hati dulu” jelas arin malu-malu.
“ haduh kata siapa itu , mana ada istilah
menjilbabkan hati dulu sebelum berjilbab, yang ada kita menutup aurat dengan
berjilbab terlebih dahulu, otomatis hati kita akan terbentengi dari ha-hal
negatif, dan lagi pula jilbab itu wajib kan bagi wanita muslimah kan
perintahnya pun sudah ada di Al-Qur’an” kak rabi’ah menjelaskan.
“mmm gitu ya ka.. syukron ya ka atas
penjelasannya”ucap arin sambil manggut-manggut.
”na’am adeku, wah kamu udah pake bahasa arab ni
heeee” celetuk ka rabia’ah sambil tertawa.
Di hari cerah dan angin yang semilir , arin duduk di
dekat jendela. Memikirkan hal tentang berkerudung, yan membuat ia sangat
bimbang. Tapi saat arin bertanya kepada tempat kecil yang berada di hatinya,.
Ia serasa menemukan dorongan untuk berkerudung.
Keesokan harinya di sekolah.
”assalamu’alaikum. Ka rabi’ah” arin berkata sambil
malu-malu.
”wa’alaikum salam .. eh arin alhamdulillah kamu pake
kerudung sekarang.. waduh adeku tambah cantik aja ni.”ka rabi’ah berkata dengan
senyum penuh makna.
”ka rabi’ah ini berlebihan ah hehehe” kata arin sambil memegang kepalanya.
***
Begitulah arin menjalani hari-hari barunya sebagai
wanita berkerudung. semua itu pun ia tulis di dalam buku hariannya yang di beri
nama rumah hati arin. Waktu berlalu terasa begitu cepat. Arin pun sudah duduk
di kelas XII, ia pun sudah mendapatkan amanah yang cukup penting di rohis,
sedikit banyak ia tahu mana yang boleh mana yang tidak sesuai dengan perintah
agama. Prestasinya pun selalu meningkat dan selalu masuk peringkat sepuluh
besar dikelasnya. Tapi entah mengapa serasa ada yang mengganjal di rumah hati
arin, selama ini memang ada yang berkecamuk di fikirannya. Sejak melihat
pratama untuk pertama kalinya ia menyadari ada sesuatu yang berbeda di hatinya.
Tapi ia pun tahu ternyata pratama sudah mempunyai wanita dambaan dalam hidupnya
dan itu bukan arin. Tapi sekarang ia tidak mau memikirkan hal tersebut karna
belum waktunya. Karena Ujian nasional
menanti..
“indah pada waktu dan saat yang tepat saat yang
sudah di halalkan dan di ridhai oleh Allah” dalam hati arin berkata.
“astagfirullahaladzim, mikir apa aku ini..” sambil memukul pelan
kepalanya sendiri.
“ kenapa toh rin, mending tidur sana sudah malam”
tegur ibu sambil memegang pundak anaknya.
”iyaaaa.. ibuku tercinta..” kata arin sambil merayu.
Seperti
biasa arin bangun malam untuk shalat tahajud. Ia selalu membaca al-qur’an,
berdzikir dan mengadu pada sang Khaliq tentang isi hatinya, tak jarang sampai
berlinangan air mata di pipi arin. Karena dengan itu arin merasa tenang.
” Ya Allah. Ya Rahman, berilah hamba ketenangan
batin dalam menjalankan hidup ini, sabarkanlah hamba dalam menjalani ujian dari
Mu , karena ujian itu semata-mata Kau cinta pada hamba-hamba Mu. Aamiin
yarabbbala alaimin” sambil mengambil nafas panjang setelah tadi berlinangan air
mata di pipinya.
Setelah itu arin pun belajar untuk menghadapi ujian
nasional dan tentu menggapai cita-citanya kelak juga membantu perekonomian
keluarganya. Ia tidak tega melihat ibunya harus bangun jam tiga malam untuk
membelli sayuran di pasar untuk berjualan di rumah.
***
Hari yang aga gerimis, angin sejuk pun menyertainya. Arin pun bergegas
ke sekolah . setelah melewati masa-masa penuh perjuangan di sekolah akhirnya
hari-hari yang di tunggu pun tiba. Pengumuman ujian nasional pun di tempel di
sekolah.
“arinnnn........” retno berteriak.
“iya... retno..” jawab arin kaget.
” kamu udah liat di papan pengumuman?” retno
bertanya dengan antusias.
”aku baru datang, aku liat di pengumuman dulu ya..”
jawab ari seraya pergi meniggalkan retno.
Mata dan
tangan arin pun mencari namanya di papan pengumuman.
”ketemu...alhamdulillah”seraya arin berbicara dan
langsung sujud syukur
”arin.., gimana kamu?”retno bertanya sambil
menghampiri arin.
”alhamdulillah., aku lulus” sambil tersenum penuh
makna
”alhamdulillah,. Sekolah kita juga siswanya lulus
100%” ucap arin menambahkan.
Pada hari itu semua guru, murid dan staf sekolah pun
sangat bersyukur dan gembira termasuk kepala sekolah.
Arin lulus
dengan nilai yang memuaskan dan ia juga diterima pmdk di perguruan tinggi
negri.
***
5 tahun berlalu arin
sudah menjadi sarjana ekonomi dan bekerja di perusahaan milik pemerintah,
ibunya pun ia berangkatkan haji. Dan ibunya pun tidak berjualan sayur lagi,
karena arin tidak mau ibunya berjualan lagi, karena sudah lanjut usia.
Di malam dingin , ketika hujan dan angin yang
berhembus sangat kencang..
”Kringggg....” telepon genggam arin berbunyi.
” Assalamu’alaikum ukhti gina, apa kabar? Tumben
telefon malam-malam”arin mengangkat telefonnya.
”wa’alaikum salam ukhtina arin, alhamdulillah ana
baik. Ana mau menyampaikan bahwa besok ada reunian angkatan kita . afwan baru
memberi tahu.” gina menjelaskan singkat.
”insya Allah ana dateng ukhti. Di sekolah kita
tercinta kah tempatnya?” arin bertanya.
”iya ukh di sekolah kita tercinta , jam sembilan
pagi ya. Di tunggu loh, syukron
assalamu’alaikum ukhti ”gina mengakhiri pembicaraan
”wa’alaikum salam ukhti gina” arin menutup
telfonnya.
Hari yang agak mendung di hari reunian.
”Assalamu’alaikum” arin berucap malu-malu karena
sudah lama tidak bertemu tema-teman sma
nya.
”wa’alaikum salam.., ini dia yang di tunggu-tunggu”
kompak teman-temanya berkata.
” ini nurul, dan apakah ini anakmu? Arin bertanya.
” iya ini nurul aisyah putri. Iya ini anakku , kamu
belum mau menikah rin?tanya nurul sambil tesenyum
”siapa sih nurul yang tidak mau nikah. Belum
menemukan pangeran nih” kata arin sambil tersenyum.
”haduh arin apa masih nuggu pratama?” tanya gina
sambil tertawa kecil.
”hush.. haduh kalian ini , kalau pratama sudah punya
bidadari gimana, kan aku jadi ga enak ini”arin merengut
” iya bidadarinya kamu rin, pratama juga belum
mempunyai istri rin” celetuk nurul sambil tersenyum.
” haduh pada ngawur nihhh...”tukas arin sedikit
kesal .
”arin ko kamu pucet banget ya, sakit kamu?” seraya
gina bertanya , karena teman-teman yang lain pergi untuk mencicipi hidangan.
” engga ko gin tenang saja” arin berucap sambil
tersenyum.
”arin aku ambilkan makanan dulu ya, kamu duduk aja .
khawatir aku..tunggu ya” gina berkata dengan resah.
Arin pun merasa anemianya kambuh seperti yang sudah
sudah,ia tak tahan ketika anemianya kambuh, selalu menangis ia ketika kambuh.
Tapi semua itu ia tahan dan ia simpan dalam hati saja.
”arin.. arin.., kamu tidur rin?”gina datang membawa
makanan.
Arin diam saja , hampir lima menit gina membangunkan
arin, tapi tak bangun-bangun. Akhirnya ia mengambil kesimpulan bahwa arin
pingsan.
”tolong.. tolong ada yang pingsan..” gina berteriak.
”astragfirullah .. arin pingsan, panggil utami dia
kan dokter ” teman-teman datang
menghampiri gina.
” arin pingsan.. ayo bawa dia ke rumah sakit..” ucap
utami setelah melakukan pemeriksaan sederhana.
Arin di bawa kerumah sakit terdekat, selama di
perjalanan gina menjelaskan kepada utami bahwa arin tadi terlihat sangat pucat.
***
Tidak semua teman ikut ke rumah sakit, di tempat
reunian teman-teman arin membicarakan hal tersebut. Tapi pratama pergi
meninggalkan kumpulan temannya yang membicarakan kejadian tadi. Selagi ia
berjala-jalan , ia menemukan buku mungil berwarna hijau.
”buku siapa ini yang tertinggal..” fikir pratama
Karena penasaran, ia membukanya dan ada tulisan
rumah hati arin.
” mm ini mungkin buku diary arin ” gerutu pratama.
Tapi karena ia penasaran , lalu ia membukanya. Kebetulan
ia menemukan namanya di dalam buku itu. Ia semakin penasaran karena namanya
tertera di dalamnya. Dan tertera waktunya adalah sma-sekarang. Perlahan- lahan
ia mulai membacanya.
“ Ya Allah, Engkau yang Maha tahu bagaimana keadaan
hatiku, Engkau yang lebih mengenal diriku, Engkau maha pemberi cinta di hati
hambaMU Ya Allah.
Cinta adalah fitrah bagi
setiap manusia, Ya Allah , betapa takutnya aku akan perasaan ini, perasaan yan
ditujukan kepada makhlukMu pratama mujahid karim. Entah apakah perasaan ini salah
atau tidak, hamba menyukainya saat Pertama aku melihatnya dipersimpangan masjid
baiturahman saat pulang dari pelantikan mos. Ya Rabb aku berusaha meredam
perasaan itu selama bertahun tahun , karena aku tahu ini belum halal bagiku,
tapi meskipun begitu, tapi tetap pratama
aku simpan di dalam hati hamba, dan belum ada seorang pangeranpun yang
dapat menggantikannya sampai saat ini. Walaupun Engkau mungkin telah
memperingatkan aku , dengan memberitahu bahwa ia sudah mempunyai dambaan hati
lain, dan itu bukan diriku. Pada saat itu aku merasa sangat terpukul, tak
jarang air mataku menetes karenanya, jiwaku hampa. Itulah perasaan ku karena
aku hanya manusia biasa. Tapi aku tahu itu salah ,alhamdulillah teman-temanku
berusaha mengingatkanku, bahwa ada hikmah di balik ini semua. Di dalam
kesendirianku sampai saat tulisan ini di buat , aku pun masih mengharapkannya,.
Ya Allah jika ia kelak adalah imam dalam keluargaku, maka pertemukanlah kami
dalam ridhaMu, aku mencintainya , karena ia memeberikan cintanya kepadaMu.
Jakarta, 20 april 2011(ini adalah satu tahun setelah kelulusan arin dari SMA)
Setelah membaca itu
semua tak terasa air mata pun jatuh dari mata pratama.
”astagfirulllah..ternyata selama ini arin menyimpan
perasaan padaku sejak sma, Ya Allah, betapa bodohnya diriku karena tidak
mengetahui semua ini , malahan sempat melukai hatinya. Betapa bodohnya diriku
tidak tahu bahwa ada seorang bidadari syurga yang telah menungguku.” suara pratama
sambil terisak, karena ia menangis.
Berbarengan dengan itu terdengar suara yang
memanggilnya.
”pratama... kemari cepat” ari memenggil.
”iya ada apa ri?”ucap pratama dengan nafas
terenga-engah karena ia menghampiri ari dengan berlari.
“ inna lillahi..”ari berucap.
”inna lillahi, ada apa ri?” tanya pratama
”arin .., arinmasuk rs. Katanya kangker otak. Sejak
sma ia sering pusing dan waktu di periksa ternyata anemia. Katanya itu terakhir
ia ke dokter karena itu. Ia sering pusing dan blakangan ini pingsan pun ia
anggap anemia atau kelelahan. Tapi tadi waktu ia di bawa kerumah sakit bersama
utami dkk. Ternyata baru ketahuan dia kengker otak .tadi gina memberi kabar
padaku”jelas ari, sambil menghapus air matanya.
”astagfirullah. Arin masuk rumah sakit.., ya
Allah..”ucap pratama seraya seluruh badannya lemas, nafasnya sesak. Karena baru
saja ia mengetahui isi hati arin.
Mereka semua bergegas ke rumah sakit. Disana ada
seluruh keluarga arin dan teman-temannya. Pratama hanya memendangi arin dari
jauh, air mata nya pun mengalir deras. Dan ia berkata dalam hati .
” arin nur syafa..kini kau sedang terbaring lemah,
hari ini fisikmu merasakan sakit, tapi taukah kau bahwa batinku menangis saat
ini. padahal aku baru tahu tentang isi
hatimu sebenarnya. Itu yang membuat aku menyesal dulu ternyata ada dirimu yang
selalu menungguku, dan itu semua kau tuliskan dalam rumah hatimu yaitu buku
diary mu.,yang tertinggal di tempat reunian. Itu semua yang membuat aku mantap
untuk menjadikan kau pendamping hiduku dunia , akhirat..., maafkan aku arin.
***
Hari ini adalah ulang
tahun arin yang ke 23 tahun. Tanpa ia ketahui mungkin ini adalah hari yang tak
pernah ia lupakan.
Ba’da zuhur ada orang yang mengetuk pintu rumah
Arin, dan ternyata itu adalah
Ibu dan bapak
dari pratama. Maksud kedatangannya adalah ntuk melamar arin nur syafa untuk
menjadikan ia sebagai pendamping hidup anak bungsunya yaitu pratama.
Hari itu kakak laki laki arin dan ibu sedang ada
dirumah. Ibu dan kaka arin menyerahkan semua keputusan kepada arin. Dan arin
minta diberi waktu untuk memantapkan jawabannya.
Matahari terbenam,
rintik hujan menemani udara sore menjelang malam yang sangat sejuk. Pada hari
yang sama pula, kejutan kedua buat arin,,
Selesai shalat magrib berjama’ah dirumah dengan
keluarga,,
Tiba-tiba…
“Assalamu’alaikum”berbarengan dengan ketukan pintu
“wa’alaikum salam warahmatullah”seraya ibu arin
membuka pintu
“benar ini rumah dik arin nur syafa”kedua orang tua
itu bertanya
“silahkan masuk bu, pak”.
“ada apa ya?”dalam benak ibu arin penuh tanda Tanya
Dan pembicaraan pun dimulai, ternyata maksud
kedatangan kedua orang tua itu adalah memberikan kejutan yang sangat besar
kepada arin, mereka ingin melamar arin untuk menjadikan arin sebagai calon
pendamping anaknya dunia akhirat. Dan ternyta kedua orang itu tak lain dan tak
bukan adalah orangtua dari kaka senior waktu difakultas ,teman seperjuangan
pula dalam dakwah ia adalah nando Abdullah.
Arin kaget bukan
kepalang setelah mengetahui hal tersebut, sambil tak henti- hentinya bertasbih
memuji atas keagunganNya. Karena Nando Abdullah adalah salah satu nama yang ia
sebut ketika ia shalat tahajjud dan berbagi kisah kepadaNya. Air mata lantas
mengalir dari matanya nan indah. Seraya iya lemas, dan ia coba mengkondisikan
dirinya dari berdiri menjadi duduk, ia mendengarkan pembicaraan orang tuanya
diruang keluarga yang bersebelahan dengan ruang tamu.
Lagi untuk kedua kalinya orang tuanya menanyakan hal
serupa, apa jawabannya. Dan arin meminta waktu lagi.
Karena dihari
ulang tahunnya yang ke 23 banyak berkah, limpahan Rahmat juga kejutan dari
Allah.
###
Seminggu berlalu setelah
ia shalat istikharah, akhirnya di hari jumaat yang mulia inilah ia akan
memantapkan jawabannya.
Ba’da shalat jumat keluarga pratama datang dan
menanyakan keputusan arin. Dengan ucapan basmallah arin menolak lamaran
pratama, juga meminta maaf kepada kedua orang tua pratama. Lalu orang tua
tersebut pulang untuk memberitahukan kabar ini kepada pratama.
Sesampainya
dirumah pratama sedikit tidak percaya bahwa arin menolak lamarannya, padahal
setelah ia membaca buku diarynya ia yakin bahwa ia akan menerima alamaran itu.
###
Entah mengapa jumat sore
itu adalah hari yang sangat indah, anginpun terasa sejuk, burung burung
bernyayi, matahari tersenyum, hatinya terasa sangat hangat.
Keluarga yang ditunggu pun datang, yaitu keluarga
Nando Abdullah.
Setelah berbasa basi kedua keluarga itu, akhirnya
waktunya arin memberikan keputusan. Dengan menarik nafas, menenangkan diri,
mengucap basmallah, ia menerima lamaran ka Nando Abdullah. Arin langsung memeluk
erat ibunya, sambil berurai air mata. Lalu ditetapkanlah tanggal pernikahan
mereka. Yaitu oktober tanggal 1 terhitung dua bulan dari sekarang. Malam hari
yang sunyi, angin semilir, bumi Allah disinari rembulan, duduklah sesosok anak
manusia tengah bersimpuh memohon ampun atas segala kesalahannya, bersyukur atas
nikmatnya, memohon agar Allah selalu melidungi sahabat dan keluarganya juga tak
lupa ia tak sangka sangka Allah membuka jalanNya, disaat saat yang ia tak
pernah duga orang yang selama ini didambakannya
kini datang melamarnya. Atas kesabarannya Allah SWTmemberikan hadiah yang tiada
terkira.
###
Sabtu, 1 oktober 2016
dihari yang paling mendebarkan kedua anak manusia akhirnya terucaplah ijab
Kabul Nando Abdullah untuk menjadi suami dari Arin Nur Syafa. Dikejauhan
Pratama tersenyum walau pedih dihati melihat wanita dambaannya dinikahi lelaki
lain.
Setelah ijab Kabul
pasangan ini lalu shalat zuhur, baru dialnjutkan dengan resepsi. Ketika selesai
shalat zuhur ternyata handphone arin berbunyi. Dan ada pesan baru yang tak lain
dan tak bukan adalah dari kakanda tercintanya.
Assalamu’alaikum
“hari sudah siang, makanlah dulu sebelum kita duduk
bersanding dipelaminan, bertemu sahabat dan kluarga mohon doa dari mereka.
Aku tau sejak
kita masih bersama berjuang di kampus dahulu, makanmu harus teratur wahai dinda
mengertilah, bahwa aku sangat mencemaskanmu.
wahai bidadariku bersiaplah melewati hari bersamaku
karena Allah telah memberikan anugrahnya kepadaku,
yaitu dirimu maka akan kujaga dirimu
hatiku tiada
dingin seperti dahulu,
karena kau telah membuatnya hangat
Dan akan kubawakan cintaku padamu,
wahai wanita
akhir zaman yang berusaha menjadi wanita shalehah dihadapaNnya dan penyempurna
setengah dienku juga adik kelasku yang sangat kucinta :P”
dengan tersenyum arin membalas pesan itu
“wa’alaikum salam
aku tahu kau sangat mencemaskanku, bahkan ketika
waktu dikampus dahulu. Ingatkah kau, kau pernah mengucapkan kata kata semoga
cepat sembuh walau kau tidak tahu bahwa akulah yang sedang sakit
#aku bercanda ^_^.
Aku akan bersiap diri hidup bersamamu,
lelaki yang sudah Allah pilihkan untukku,
penyempurna dien ku
juga kaka kelasku yang sangat aku cinta.
Aku tidak menyangka bahwa Allah menyampaikan bisikan
hatiku padamu, kanda taukah kau sewaktu dulu,
waktu ada salah satu acara, kau menyebutkan salah
satu nama akhwat.
Entah kenapa
kau menyebut namanya. Taukah kau saat kau berbicara nama itu. Senyumku pedih
^_^
Tapi sekarangkan sudah tidak lagi ya, kalau kau
masih menyebut nama kaka itu aku kasih panci nnti kepalamu hhhe,,berhubung
sepertinya kandaku ini setia aku kasih cinta aja deh^_^.
Wahai lelaki yang sudah memberikan tulang rusuknya
kepadaku ”
###
Para tamu undangan pun berdatangan seraya mendoakan
semoga menjadi keluarga sakinah , mawaddah, warahmah.
sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar